Sepatu Melayang ke Amerika

Sepatu, barang yang secara fungsional digunakan sebagai alas dan pelindung kaki itu, akhir-akhir ini menjadi sangat terkenal.Kalau melihat fungsingya, meski berapapun harganya tetaplah posisinya akan selalu serendah-rendahnya dari pemakainya, di bawah letapak kaki dan terinjak-injak. Boleh dibilang, sepatu adalah asesoris yang paling sial. Tak jarang dalam medan yang sangat jorok, dimana kaki enggan melangkah dengan telanjang, sepatu harus tunduk dan patuh pada tuannya, terinjak dan mencium bahkan terceburkan diri. Menjadi maklum jika aroma asesoris ini sangat dihindari oleh orang-orang yang waras. Jangankan habis tercebur ke tempat yang jorok, dalam kondisi dipakai di tempat yang bersih saja siapapun enggan bersedia mencium aromanya, bahkan si empunya sendiri.

Hebatnya, justru dengan kondisi semacam itu sepatu bisa menjadi senjata sangat ampuh dibandingkan bom nuklir sekalipun.Setidaknya, sebuh negara adidaya, yang terwakili olah sang pemimpinnya sempat merasakan kehebatan sepatu. Amerika Serikat, satu-satunya negara adi daya saat ini, begitu kuat pengaruhnya bagi kedaulatan banyak negara. Reputasinya tidak bisa diremehkan oleh siapapun, terutama negara-negara timur tengah yang masih dalam cengkraman pengaruhnya. Bertahun-tahun dengan senjata canggih pun tidak sanggup menggoyahkan pengaruh negara adi daya ini di sana. Krisis ekonomi global, yang notaben ujung pangkalnya berawal dari ulah penpu-penipu kelas kakap di Amerika, menjadikan negara ini terseok-seok. Tidak ada pihak luar yang melakukan penikaman, sang adi daya mulai lumpuh layu karena kebijakannya sendiri. Sang pemimpin nomor wahidpun mulai pudar pamornya, tercermin dari kekalahan kubunya dalam elektoral beberapa waktu lalu. Dalam keterpurukannya, ternyata kesialan pemimpin yang telah mengendalikan sang adi daya itu masih berlanjut. Di tengah-tengah pidatonya, sebuah sepatu, asesoris yang paling sial itu, melayang nyaris memberikan stempel dimukanya. Mungkin tidak ada luka fisik akibat insiden itu, tetapi insiden itu bak riak di atas bukit salju, sebuah gulungan kecil menukik dan menyeret salju-salju disekitarnya hingga menimbulkan badai longsor yang luar biasa. Badai yang tidak hanya terasa di tempat kejadian saja, tetapi menimbulkan efek domino keseluruh pelosok bumi.Dikabarkan oleh banyak media, akibat insedien itu sangat beraneka ragam. Permintaan sepatu di Irak bisa meningkat hingga 100 persen. Liputan kejadianpun berdampak terhadap hit ke beberapa situs meningkat tajam. Tidak sedikit bahkan pihak-pihak yang naluri bisnisnya memang luar biasa, bisa menangkap kejadian itu sebagai peluang.Sang sepatu sendiri bahkan mendapatkan tempat terhormat bagi beberapa kalangan hingga sanggup menghargainya dengan nilai tidak tanggung-tanggung hingga jutaan dolar AS (Kompas, 19-12-2008). Pabrik sepatupun di dalam dan luar negeri tidak mau kalah, masing-masing saling menyampaikan klaim sebagai pembuatnya.
Dari semua dampak itu, yang sangat besar tentunya adalah makin rontoknya harga diri sang adi daya (umumya), dan sang pemimpin (khususnya). Sebuah kejatuhan harga diri dari negara adi daya yang disebabkan bukan oleh pasukan sekutu dengan dukungan ratusan ribu pasukan disertai peralatan dan persenjataan canggih. Akan tetapi sebuah kejatuhan harga diri hanya oleh sebuah aksi simbolis, sepatu terbang. Sepatu yang sebelumnya diinjak-injak oleh sang empu di tanah yang masih bau anyir darah pertikaian yang terjadi karena suatu alasan aneh, sulit dinalar. Tak terhitung biaya yang harus digelontorkan untuk peperangan itu. Kini, bola salju itu makin tak terkendali hingga meluncur deras ke benua Amerika, dimana muncul guyonan dalam pertemuan pemimpin Amerika Latin di Brasil. ”Tolong jangan ada yang buka sepatu ya. Dengan suhu panas begini, siapa pun yang lepas sepatu pasti akan langsung ketahuan karena baunya,” kata Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva sambil tertawa kepada para wartawan ketika jumpa pers (Kompas, 19-12-2008).

Popular posts from this blog

Mengenal Concurrency Control pada Database

Normalisasi Tabel

Hidup Sehat Alami-Dr.Tan Tjiauw Liat