Surat Wasiat

Sumber : Translate dari Budhi Santoso.
Mbak Jo, sebut saja begitu namanya, sedang dirawat di rumah sakit. Menurut hasil pemeriksaan dokter, Mbah Jo terkena serangan asma kronis, sehingga perlu bantuan oksigen yang dialirkan melalui selang ke hidungnya.Sudah beberapa hari ini Mbah Jo dalam kondisi koma. Hanya terkadang matanya berkedip-kedip sebagai isyarat komunikasi.Karena ingin meringankan beban ayahnya, anaknya Mbah Jo memanggil modin untuk mendoakan Mbah Jo.Tiba waktunya modin di samping Mbah Jo, langsung membaca doa. Saat sedang membaca doa, Mbah Jo terlihat terengah-engah nafasnya,mukanya pucat dan tangannya gemetar.Dengan bahasa isyarat Mbah Jo sepertinya ingin menulis sesuatu. Anaknya mengerti isyarat tersebut maka langsung mengambilkan kertas dan pensil.Masih dalam kondisi terengah-engah Mbah Jo menulis pesan pada secarik kertas.Dan dengan sisa-sisa tenaga memberikan secarik kertas tsb ke modin."Rasanya kok tidak etis membaca surat wasiat di saat-saat seperti ini" kata modin dalam hatinya saat menerima secarik kertas dari Mbah Jo.Karena pertimbangan itu maka kertas itu untuk sementara dimasukkan ke kantong bajunya dan melanjutkan doa lagi. Tidak lama kemudian, Mbah Jo menghembuskan nafas terakhir. Semua yang hadir disitu bersedih dan menangis, terutama anak Mbah Jo. Berusaha untuk menenangkannya, modin berucap "Meskipun semasa hidup Mbah Jo dikenal sangar, tapi hatinya baik.Banyak nasehat yang selalu dia berikan.".Sebagaimana tradisi di tempat Mbah Jo, setelah tujuh hari meninggal, diadakan acara doa bersama untuk almarhum dengan mengundang para tetangga dan kerabat, termasuk modin sebagai pemimpin doa. Setelah acara doa selesai, modin teringat kalau di dalam kantong baju yang dia pakai saat ini ada secarik kertas dari Mbah Jo yang belum sempat dia baca saat sakarotul maut."Waduh....untung saya ingat. Kan ada wasiat dari almarhum yang perlu dibaca." pikir modin."Hadirin sekalian, ada surat dari almarhum Mbah Jo yang belum sempat saya sampaikan ke hadirian sekalian.Kalau melihat semasa hidupnya, sepertinya isi surat tersebut adalah nasehat untuk anak dan cucu-cucunya. Mari kita baca bersama-sama isi suratnya." kata modin.Tidak berselang lama modin mengeluarkan secarik kertas dari kantong bajunya, sambil dibaca ternyata bunyinya "He...modin...! Jangan berdiri di situ. Kamu nginjak selang oksigenku!!!".

Popular posts from this blog

Mengenal Concurrency Control pada Database

Normalisasi Tabel

Hidup Sehat Alami-Dr.Tan Tjiauw Liat