Ingin Cantik

Di salah satu lereng gunung Kampud yang oleh banyak orang disebut juga gunung Kelud, terdapatlah sebuah air terjun yang di bawahnya terbentuk sendang dengan pemandangan yang sungguh sangat indah dan mempesona. Konon, di sendang itu sering nampak bidadari dari langit turun ke bumi untuk mandi, terutama pada bulan purnama. Dahulu di sekitar sendang terdapat banyak sekali angsa, sehingga air terjun itu disebut juga air terjun seribu angsa. Berdasarkan dongen yang beredar di tengah masyarakat, menyebutkan bahwa barang siapa yang sanggup mandi di sendang dengan terjun terlebih dahulu dari atas lereng gunung maka dia akan cantik (jika wanita) atau tampan (jika pria) sesuai dengan kecantikan atau ketampanan yang didambakannya. Syaratnya adalah saat terjun sambil membayangkan dan berteriak menyebut nama seseorang atau idolanya. Dongen itu ternyata menarik perhatian tiga orang gadis yang ingin segera membuktikannya, karena mereka berharap ingin memiliki wajah cantik sebagaimana idolanya.

Suatu ketika mereka bertiga pergi berkunjung ke sendang gunung Kampud. Saat tiba di salah satu sudut sendang, mereka langsung mendaki ke atas lereng untuk melakukan terjun bebas. Ketika sampai pada suatu lokasi penerjunan yang memadai, mereka berunding terlebih dahulu untuk menentukan giliran penerjunan.

Gadis pertama sudah ambil ancang-ancang dengan mengambil jarak sekitar sepuluh meter dari bibir tebing agar lompatanya bisa tepat ke tengah sendang, atau setidaknya saat jatuh berada pada kedalaman yang cukup. Gadis pertama memiliki perangai yang periang dan pemberani. Oleh karenanya, saat teman-temannya gamang untuk terjun dahulu, dia justru memutuskan untuk memberikan contoh yang pertama. Sambil ancang-ancang, gadis pertama membayangkan wajah artis pujaannya. Begitu konsentrasi sudah dirasa cukup, maka dengan lari kencang lalu terjuan bebas sambil berteriak “Maddoonaaaaaaaa!”, “Byuuuurrrrrrrrrrr!”. Dan seketika dari dalam air, di tengah buih yang ditimbulkan, gadis itu muncul dengan wajah baru seperti artis idolanya, Madona. Kedua temannya yang turut menyaksikan kejadian tersebut dari atas tebing bersorak gembira, yang mengakibatkan keduanya sudah tidak sabar lagi untuk terjun.

Kini giliran gadis kedua yang sudah mulai ambil ancang-ancang. Gadis kedua itu meskipun sedikit pemalu, tetapi memiliki keberanian yang luar biasa meski tak seperti gadis yang pertama. Saat konsentrasi sudah dirasa cukup, dan tentu harus sambil membayangkan dan menyebut nama idolanya, dia berlari kencang lalu terjun sambil berteriak “Sandra Dewiiiiiiiiii!”, “Byuuuurrrrrrrrrrr!”. Tidak seberapa lama dari dalam air, di tengah buih yang ditimbulkan, gadis kedua muncul dengan wajah seperti Sandra Dewi.

Kedua temannya, baik yang berada di bawah maupun yang di atas bersorak turut gembira. Dengan terpenuhinya keinginan kedua temannya, membuat optimisme gadis ketiga melonjak naik hingga ke ujung atas ubun-ubun. Gadis yang ketiga ini terhitung suka latah dan penakut, maka saat tertinggal sendiri di atas dengan keadaan yang sunyi itu, menjadikan konsentrasinya terganggu. Sebelum berlari, masih sempat tengak-tengok kanan kiri seolah pohon yang rindang itu menjelma menjadi suatu wujud yang mengerikan. Akan tetapi, tekad sudah bulat, dia harus segera berlari dan terjun agar keinginanya tercapai juga. Saat berlari kencang dengan konsentrasi yang terganggu, dia tidak menyadari bahwa tidak jauh dari bibir tebing terdapat sebuah batu yang jika tidak hati-hati maka akibatnya bisa celaka. Dan ternyata benar, gadis ketiga itu karena terganggunya konsentrasi dan sifatnya yang latah, dia tersandung batu itu sambil berteriak spontan “Monnyyeeeeetttttt!”, lalu terjatuh dan terpelantinglah dia ke sendang dengan posisi tidak beraturan, “Byuuuurrrrrrrrrrr!”. Tak lama kemudian, muncullah seekor monyet dari dalam air.
Lesson learn :
  • Gunakanlah akal sehat dalam menghadapi segala situasi, dan yang terpenting lagi, bersyukurlah atas segala karunia yang telah Tuhan berikan.

Popular posts from this blog

Mengenal Concurrency Control pada Database

Normalisasi Tabel

Hidup Sehat Alami-Dr.Tan Tjiauw Liat