Tuesday, November 10, 2009

Dunia maya sebagai sarana lahirnya kekuatan alternatif

Hiruk-pikuk kasus hukum.
Akhir-akhir ini kita dihadapkan pada hiruk-pikuk kasus hukum yang menyangkut dua pimpinan KPK.Kasus tersebut sangat menyita perhatian dan energi bangsa ini, mengingat KPK adalah lembaga yang diharapkan bisa merepresentasikan gerakan reformasi, khususnya menyangkut kasus-kasus korupsi yang sudah mengakar di negeri ini. Korupsi telah menjadi tertuduh utama atas keterpurukan negeri ini, dan menjadikannya musuh bersama rakyat Indonesia. Begitu besarnya harapan rakyat kepada KPK, hingga perlakuan yang dirasa kurang adil terhadap lembaga tersebut bisa melukai hati rakyat, meskipun juga disadari bahwa KPK bukanlah lembaga kumpulan para malaikat.


Dengan dipicu penahanan kedua pimpinan KPK yang landasan hukumnya masih menjadi debat di kalangan umum, rakyat menjadi semakin gerah, kepercayaan kepada lembaga penegak hukum pun semakin melemah.Rakyat hanyalah rakyat, yang hanya bisa menyaksikan dan berteriak tanpa memiliki wewenang lebih. Akan tetapi rakyat juga sadar, bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangannya.Mandat yang dilimpahkan kepada wakilnya seolah sudah tidak bisa diandalkan lagi, jika tidak bisa dibilang sudah tidak bisa sepenuhnya dipercaya. Melihat kondisi yang dirasa memprihatinkan, penggalangan dukunganpun menjadi makin tak terbendung. 


Dukungan teknologi informasi.
Rakyat yang merasa sudah lelah dengan aksi jalanan namun belum tentu efektif untuk menyuarakan aspirasinya, bahkan tidak jarang aksi jalanan justru hanya akan mengganggu kepentingan masyarakat luas, terlebih jika disusupi oknum yang tidak bertanggung-jawab. Dengan dukungan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini, khususnya teknoloogi informasi yang mendukung jejaring sosial, menjadikan rakyat seolah mendapatkan ruang yang leluasa dan efektif untuk menyuarakan aspirasinya.Bersama-sama dengan media informasi lainnya, teknologi jejaring sosial telah menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan dalam mengontrol kebijakan-keijakan yang menyangkut kepentingan publik.Media informasi ini, telah terbukti mampu menjadi saluran alternatif yang bisa diakses masyarakat nyaris tanpa perlu birokrasi berbelit untuk menyuarakan aspirasinya.


Facebook
Facebook, teknoloogi jejaring sosial yang paling popular saat ini telah turut memberikan andil cukup besar dalam menjembati aspirasi rakyat yang terdaftar sebagai anggotanya.Facebook yang awal mulanya digunakan sekedar sebagai media pertemanan, telah berkembang menjadi media penggalangan masa yang jauh lebih cepat dari model-model penggalangan sebelumnya.Hanya dalam waktu kurang-lebih 10 hari, gelombang dukungan dalam salah satu group bisa mencapai lebih dari sejuta anggota.Perlahan tapi pasti, sunyi tapi meyakinkan. Dukungan tersebut tentu sangat bermakna bagi penegakan hukum di negeri ini, setidaknya memberikan dukungan moril yang kuat pada lembaga yang dipercaya rakyat.Alhasil, dua pimpinan KPK yang telah ditahanpun bisa bebas kembali. Lebih dari itu, pihak kejaksaanpun akhirnya mengembalikan berkas terkait ke kepolisian, karena berdasarkan atas temuan Tim 8, tidak ditemukan cukup bukti yang kuat untuk diproses lebih lanjut. Dengan merunut kembali dari awal, apa yang akhirnya diputuskan merupakan rangkaian yang melewati tahapan berupa gerakan dukungan moril rakyat melalui facebook. Tentu tanpa menafikkan peran serta media lainnya


Prospek selanjutnya.
Gerakan penggalangan masa yang kini mulai bermetamorfosis ke dunia maya semakin mendapatkan angin segar dengan dukungan perangkat media yang semakin mudah dimiliki oleh masyarakat. Salah satunya adalah makin terjangkaunya harga telepon genggam yang menyediakan akses ke situs jejaring sosial. Meski perangkat ini mayoritas baru bisa dijangkau kalangan menengah ke atas, tetapi dengan melihat semakin terjangkaunya teknologi seluler oleh lapisan masyarakat, terbuka kemungkinan akses yang lebih luas lagi penggunaan jejaring sosial.Peningkatan pertumbuhan ekonomi tentunya juga tidak menutup kemungkinan dapat membantu penyebaran kesempatan akses. Dengan mengacu pada perkiraan World Bank, yang dimuat dalam harian Kompas tanggal 14 Setember 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009 diperkirakan mencapai sekitar 4,3%. Sedangkan tahun-tahun selanjutnya diperkirakan sebesar 5,4% tahun 2010, dan sekitar 6,0 sd 6,5% di tahun 2011.


Dari sisi teknologinya sendiri, dengan berkaca pada data statistik yang ada di http://www.nickburcher.com, terbuka peluang yang cukup besar pertumbuhan keanggotan facebook sebagai salah satu jejaring sosial, kususnya di Indonesia. Untuk periode September 2009, yang notabenya pertumbuhan ekonomi kita baru sekitar 4,3, telah tercatat bahwa Indonesia menempati urutan ketujuh dari jumlah pengguna facebook dunia. Bahkan kalau dilihat dari sisi pertumbuhan keanggotannya, Indonesia menempati urutan pertama per Juli 2009. Di sisi lainnya lagi, angka statistik juga menunjukkan masih terbukanya peluang penetrasi lebih besar lagi keanggotan facebook di Indonesia, karena Indonesia masih tergolong dalam kelompok negara yang penetrasi penggunaan facebooknya rendah, yaitu berada pada posisi tujuh puluh satu dari sembilan puluh satu negara yang masuk dalam sampel.


Dengan mempertimbangkan angka-angka statistik tesebut, ditambahkan lagi dengan kultur kekerabatan kita yang memang sangat kuat, maka penggalangan dukungan melalui dunia maya, yang dalam hal ini direpresentaskan oleh facebook, akan tumbuh menjadi kekuatan yang luar biasa, terutama untuk kasus yang menyangkut kepentingan publik. Kekuatan yang mungkin tidak kalah dengan yang disuarakan oleh parlemen, meski tidak memiliki kekuatan hukum, tetapi mampu merepresentasikan aspirasi yang nyata.

Yang perlu diwaspadai adalah terbukanya kemungkinan muncul wajah-wajah palsu dengan menyuarakan aspirasi titipan di dunia maya. Seiring derasnya arus informasi saat ini, kejelian dalam menilai kualitas informasi sangat diperlukan agar tidak mudah terombang-ambing arus yang menyesatkan, bahkan terjebak oleh euforia yang menenggelamkan nalar yang sehat. 

 Data keanggotan facebook.



Saturday, July 04, 2009

Langkah Aman Memakai Tas Ransel

Backpack atau lebih kita kenal sebagai tas ransel sudah menjadi bagian penting tidak hanya bagi anak-anak sekolah, tetapi pekerja maupun profesional muda. Fungsi utamanya memang sebagai penyimpan barang atau peralatan yang kita butuhkan, lebih dari itu ransel juga menawarkan suatu kenyamanan bahkan juga fashionable, khusunya bagi yang berjiwa muda.

Dibandingkan dengan tas model lainnya, tas ransel umunya memiliki kelebihan, baik dari sisi kapasitas barang yang bisa dimuat, maupun variasi jenis barang yang bisa disimpan yang dibedakan atas beberapa cluster khusus. Di samping itu, tas ransel juga dapat lebih mendistribusikan beban ke seluruh tubuh sehingga menambah kenyamanan pemakainya.

Namun demikian, jika tidak hati-hati, tas ransel bisa berakibat buruk terutama pada anak-anak.Tas ransel sering dipaksakan untuk memuat berbagai barang yang dalam takaran berat ideal sudah tidak patut, sehingga bisa berakibat mencederai pungggung atau bahkan yang lebih bahaya lagi dapat merusak postur tubuh ideal pemakainya, terutama anak-anak. Studi yang dilakukan oleh American Physical Therapy Association menemukan bahwa lebih dari 50 persen anak-anak yang disurvey (Amerika), menggunakan tas ransel dengan beban terlalu berat. Bahkan kalau diamati, di lingkungan sekolah anak-anak kita, jangan-jangan juga setali dua uang. Untuk itu, kita sebagai orang tua patut untuk waspada.

Dr. Leonel Hunt, Direktor Spine Trauma pada Cedars-Sinai Institute for Spinal Disorders and Orthopedic Center, sebagaimana dimuat pada http://www.medicinenet.com/, mengatakan bahwa, ketika anak-anak menggunakan tas ransel untuk menggangkut peralatan sekolah, sangat penting dan efisien jika berat beban yang dibawa tersebut kurang dari 15 persen dari berat badannya.Hal ini dimaksudkan tentunya untuk mengurangi resiko cedera pada punggung serta menjaga kenyamanan anak-anak.

Berikut ini uraian rekomendasi Dr. Hunt agar anak-anak dapat lebih aman saat memakai tas ransel :
  1. Menjaga agar tas ransel hanya digunakan terbatas pada barang yang diperlukan saja. Untuk itu, perlu pengawasan rutin (dari orang tua) untuk memantau isi tas anak-anak setiap hari, sehinga barang-barang yang tidak diperlukan bisa ditinggalkan di rumah atau diletakkan di loker.
  2. Ratakan beban dengan baik. Biasakan anak-anak untuk mengenakan kedua pegangan/ikatan (strap) ransel kapanpun mereka pakai. Hal ini dapat membantu pendistribusian beban lebih merata(baik) ke seluruh punggung dan dapat menjaga postur tubuh yang baik.
  3. Kenali tanda-tanda yang menunjukkan bahwa tas ransel sudah terlalu berat. Biasanya dapat dikenali jika posisi anak saat membawa ransel sudah tidak tegap lagi, misalkan sudah cenderung miring.
  4. Pilih tas ransel yang tepat. Untuk meningkatkan kenyamanan dan kemananan, perlu dipilih tas ransel yang memiliki banyak kantung-kantung, sehingga beban dapat didistribusi lebih merata. Bahkan saat ini banyak tersedia tas ransel yang memiliki roda sehingga bisa lebih mudah untuk di bawa dan tidak terlalu membebani punggung.
  5. Angkat tas ransel dengan tepat. Anak-anak perlu diajari bagaimana cara mengangkat tas ransel yang tepat dengan memberikan contoh (demontrasi) mulai dari bagaimana posisi lutut dan tangan (cengkraman) sebelum tas ransel diangkat.

Mari kita biasakan untuk memakai tas ransel dengan baik, agar aktifitas bisa lebih nyaman dan dapat terhindar dari cedera.

Sumber :

Wednesday, April 01, 2009

Facebook-Jaringan Pertemanan Maya

Jaringan pertemanan maya sangat populer bagi berbagai kalangan akhir-akhir ini, terlebih dengan hadirnya Facebook (FB). Banyak media pertemanan maya yang kita kenal dan cukup populer, beberapa di antaranya adalah Bebo, Friendster, Orkut, hi5, MySpace, dan Facebook. Jaringan pertemanan maya yang menyediakan pendaftaran anggota relatif mudah dan gratis ini dapat membantu para anggotanya untuk menelusuri jalinan pertemanan lama hingga membuat jalinan pertemanan baru. Walaupun sama-sama menjadi media jaringan pertemanan maya, namun masing-masing tentu menawarkan daya tarik yang beragam bagi setiap anggota atau penggunanya. Dengan memperhatikan kemudahan pendaftaran dan tingkat kepuasan berbeda yang ditawarkan oleh masing-masing media pertemanan, menjadikan status keanggotaannya begitu mudah untuk keluar dan masuk, atau dengan kata lain, status membership-nya memiliki tingkat entry barriers dan exit barriers yang relatif rendah.

Dengan melihat kondisi keanggotaan di bulan November 2008, sebagaimana data yang tergambar pada Gambar 1 di atas (sumber : http://venturebeat.com), Facebook telah menempati urutan pertama. Jumlah pengunjung FB semakin merangkak menjauhi para pesaingnya, terutama menggeser posisi MySpace yang sebelumnya menempati ranking pertama. Indikasi itu sudah nampak pada kecenderungan keanggotaan di tahun 2007, sebagaimana tergambar pada Gambar 2 (sumber:http://merdurian.com/) dan Gambar 3 di atas (sumber : http://venturebeat.com/).


FB kini menjadi sangat populer hingga melewati lintas batas usia, profesi, dan wilayah di dunia ini.Tidak hanya ibu rumah tangga, pelajar, pengajar, karyawan, CIO, bahkan presidenpun tidak mampu menolak kehadiran FB. FB bahkan bisa dibilang ikut andil dalam menghantarkan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat. Kini, jejak itu juga bisa kita dapati pada presiden dan sekaligus salah satu calon presiden RI akan datang, SBY, yang ikut nimbrung di FB. Singkat kata, FB telah mewabah melewati berbagai batas kepentingan dan wilayah.


Melejitnya FB, tidak terlepas antara lain karena kelengkapan fitur dan fleksibilitasnya. Pada FB, pengunjung tidak hanya berperan pasif, tetapi dapat berperan aktif dalam mengolah isi yang dimilikinya. Dengan FB, pengunjung tidak hanya bisa sekedar bisa menambah teman, tetapi bisa menambah teman yang lebih realistis, yang memang bersinggungan secara langsung, bukan sekedar teman yang direkomendasikan dari negeri antah berantah yang tidak dikenal sebelumnya.


Kita, khususnya pengguna FB, patut berterima kasih kepada Zuckerberg d.k.k., sebagai pendiri jaringan pertemanan yang paling populer ini.Ketiganya adalah pemuda yang pernah belajar di Harvard University pada tahun 2004. Bahkan, Hughes kemudian direkrut Obama saat masih menjadi calon presiden untuk membuat situs barackobama.com. Di Facebook, Zuckerberg bertanggung jawab untuk urusan garis kebijakan umum dan penyusunan strategi perusahaan yang kini menjadi rebutan para pemasang iklan dan para investor. Zuckerberg telah mendapat julukan sebagai ”salah satu orang yang paling berpengaruh pada tahun 2008” versi majalah Time. Pada Forum Ekonomi Davos 2009, Zuckerberg termasuk dalam daftar pemimpin muda karena prestasi dan komitmen terhadap masyarakat serta berpotensi menyumbangkan ide untuk membentuk tatanan dunia baru. (Kompas, 28-02-2009).


Dengan memperhatikan kondisi barriers yang ada, perkembangan tuntutan anggota, serta fitur yang ditawarkan, tentu tidak ada jaminan bahwa FB akan tetap aman melenggang di urutan pertama sebagai media pertemanan yang paling populer. Jika FB terus melakukan terobosan lebih kreatif lagi dengan mengakomodasi tuntutan dan kepuasan penggunanya, setidaknya akan bisa lebih membuat anggotanya lebih kerasan.


Apa yang bisa diambil manfaatnya dari fenomena FB ini?
Adalah suatu kodrat bahwa manusia merupakan mahluk sosial, mahluk yang memerlukan interaksi satu dengan yang lainnya. Interaksi itu wujudnya tentu beragam, tergantung pada kepentingan masing-masing. Komunitas pembelajaran memerlukan interaksi antara sesama pelajar, interaksi pelajar dengan pendidik, interaksi antar pendidik, d,s,b. Contoh lain yang memerlukan interaksi adalah jalinan pertemanan sesama alumni. Alumni, yang dimaksudkan di sini adalah mantan pelajar, memerlukan interaksi untuk tetap dapat menjalin pertemanan dengan kawan lama atas dasar banyak hal, misalkan sharing pengetahuan dan informasi pekerjaan. Dengan berkaca pada keberhasilan FB, bisa menjadikan contoh betapa efektifnya media maya bisa dipakai sebagai penghubung antar sesama (teman). Kalau perlu, komunitas-komunitas tertentu dapat mengembangkan suatu produk baru yang bermanfaat bagi kepentingannya dengan mengadopsi keberhasilan FB.


Dengan popularitasnya, tidak serta merta bahwa pertemanan pada dunia maya dapat memberikan dampak positif, misalnya memudahkan komunikasi. Pengguna perlu hati-hati, terutama dalam menyajikan data yang sensitive, terutama lagi pada penjalinanan pertemanan baru. Jangan karena mengharapkan suatu eksistensi dengan memiliki jaringan pertemanan (maya) yang banyak hingga membuka peluang makin lebar terjadinya kejahatan dengan penyalahgunaan data yang dipublikasikan. Selektif dalam menyajikan data dan menjalin pertemanan adalah salah satu upaya yang dapat menghindari terjadinya tindakan yang bisa mengarah pada kejahatan. Memang upaya ini terkesan relatif protektif, tetapi apalah arti banyak pertemanan (maya) tetapi hakekatnya kita hanya kenal sebatas maya? Tidak mengenal betul latar belakang teman yang kita kenal? Apakah bisa dipastikan bahwa data yang disajikan mengambarkan kondisi nyata yang bersangkutan?

Tuesday, March 03, 2009

Humoria Hukuman Adat

Di tengah hutan yang lebat dan nyaris belum terjamah oleh pandatang dari luar, hidup sebuah suku dengan adat leluhur yang masih mereka pelihara dan pertahankan. Suku itu berusaha menjauhi dunia luar agar segala budaya leluhurnya tidak terkontaminasi. Sebagaimana suku-suku pedalaman umumnya, mereka juga memiliki seorang pimpinan yang sangat disanjung dan dipatuhi. Ucapan kepala suku adalah absolut, hukum yang mutlak harus ditaati.

Suatu ketika pada siang hari, tiga orang asing sedang berpetualang dan ingin mendirikan kamp. Tanpa disengaja ternyata mereka telah memasuki wilayah adat, dan tertangkap penjaga keamanan wilayah. Dengan kedua tangan terikat dan todongan tombak beracun, merekapun digelandang menuju balai sidang permusyawaratan adat. Sang kepala suku yang mendapatkan laporan adanya penangkapan tersebut langsung menuju balai sidang untuk memberikan peradilan. Semua warga adat telah berkumpul mengerumuni tiga orang asing yang bersimpuh dengan kedua tangan terikat ke belakang.Teriakan-teriakan warga yang maknanya mungkin meminta agar dijatuhkan hukuman terdengar bagai sebuah harmoni kematian bagi ketiga orang asing itu. Tiba-tiba suara menjadi hening ketika kepala suku memasuki balai sidang. Sambil berjalan mengelilingi tawanannya, diperhatikan ketiganya dengan seksama.
Dengan pertimbangan bahwa tidak ada kejahatan berat yang mereka lakukan, melainkan sekedar memasuki wilayah tanpa ijin, kepala suku menjatuhkan hukuman kepada ketiganya dengan hukuhan yang terhitung relatif ringan. Ketiga tawanan itu harus harus mencari tiga buah-buhan yang di tengah hutan tanpa bantuan alat apapun. Jika sampai tenggelamnya matahari belum mendapatkan tiga buah-buahan, maka hukuman yang diberikan tentu akan lebih berat, bahkan bisa menjadi hukuman mati.

Hukum telah dijatuhkan, beberapa prajurit langsung menterjemahkan perintah itu dengan melepaskan tali ikatan ketiga tawanannya, dan ketiganya diminta berpencar mencari tiga buah-buahan. Bukanlah urusan mudah mencari buah-buahan di tengah hutan itu, terlebih tanpa bantuan alat apa pun. Belum lagi mereka masih buta akan seluk-beluk isi hutan. Saat mereka berpencar mencari buah-buahan, sebenarnya tidaklah mereka dilepaskan sepenuhnya, tetapi beberapa pasang mata dengan waspada selalu mengintainya. Ketiga tawanan itu sadar, kalau coba-coba melarikan diri fatal akibatnya, sebuah goresan kecil anak panah yang sudah dilumuri racun itu pasti sudah cukup untuk menyumbat dan menghentikan aliran darahnya.

Hari sudah menjelang sore, matahari sudah siap-siap keperaduan. Tiba-tiba tawanan pertama sudah datang dengan menenteng buah duku yang masih berada pada rantingnya. Melihat jumlahnya, tentu lebih dari tiga, mungkin sepuluh. Tawanan pertama melapor ke penjaga, selanjutnya dipanggilah sang kepala suku untuk memberikan perintah selanjutnya. Kepala suku memperhatikan buah yang dibawa tawanan pertama, lalu berkata lantang kepada tawanan pertama : “Satu duku untukku, satu duku lagi untuk monyet piaraanku, dan sisanya kau makan sendiri tetapi harus dengan menelannya tanpa dikupas kulitnya.” . “Laksanakan! Sekarang!”, perintahnya lagi dengan lebih tegas. Maka dua buah duku diserahkan kepada pengawal untuk selanjutnya diberikan kepada sang kepala dan piaraannya, sisanya sekitar delapan lagi, satu persatu harus ditelan tawanan pertama dengan susah payah dan disaksikan oleh seluruh warga adat. Duku pertama telah dicoba untuk ditelan dengan sedikit gamang. Terlihat mata tawanan itu melotot saat duku itu sudah sampai di tengah tenggorokan. Dengan susah payah akhirnya duku pertama berhasil ditelan. Lalu dengan susah payah lagi dilanjutkan untuk duku kedua, ketiga d.s.t.
Saat semua duku sudah terlahap, atau lebih tepatnya tertelan habis, maka dengan demikian terbebaslah dia dari hukuman yang lebih berat. Namun tidak begitu saja dia harus pergi meninggalkan tempat itu, karena didorong oleh rasa solidaritas, dia harus menunggu nasib kedua temannya terlebih dahulu. Tidak lama kemudian tawanan kedua muncul. Dengan mengucsap-usap mata, tawanan pertama meperhatikan orang yang berjalan masuk dari sisi barat, dan selanjutnya terawa mengakaklah tawanan pertama itu begitu mengetahui bahwa yang datang itu adalah tawanan kedua yang melenggang sambil meneteng dua ikat rambutan, kurang lebih ada dua puluh buah rambutan semuanya. Menelan delapan buah duku saja sudah nyaris membuat tenggorokannya bengkak, apalagi harus menelan delapan belas rambutan beserta kulitnya. Dan benarlah perkiraan tawanan pertama, perintah selanjutnya sama dengan perintah yang dia terima sebelumnya. Dengan mata melotot dan cucuran keringat dingin, tawanan kedua berupaya menelan rambutan itu satu per satu dengan lebih susah payah.Saat rambutan kelima akan ditelan, tiba-tiba tawanan kedua itu tertawa ngakak, jauh lebih ngakak dari tawanan pertama. Semua yang ada di tempat itu termasuk tawanan pertama keheranan.Mengapa tawanan kedua itu bisa-bisanya tertawa ngakak, padahal masih ada sekitar tiga belas rambutan lagi yang harus ditelan.Saat tertawanya makin terpingkal-pingkal, tawanan kedua itu menunjuk suatu arah dengan telunjuk tangannya, dan ternyata dari arah timur muncul tawanan ketiga dengan membawa sekitar enam buah durian yang besar-besar.

Tuesday, February 24, 2009

Fenomena Irrasional, Ponari Sang Putra Petir.

Akhir-akhir ini, kita disuguhkan oleh suatu fenomena aneh yang terjadi pada suatu wilayah, tepatnya di desa Brodot, Jombang, Jawa Timur. Fenomena yang tidak hanya menyedot puluhan ribu warga untuk mencari pengobatan alternatif, tetapi juga menyedot perhatian masyarakat lain yang semakin hari semakin meluas. Bahkan mungkin karena didorong oleh suatu kekhawatiran, tokoh agama tidak cukup memberikan fatwa pelurusan pemahaman dari belakang layar, tetapi harus terjun langsung ke lapangan. Begitu menariknya fenomena tersebut, hingga media masapun tidak cukup sekali mengulasnya. Tak pelak, bisa jadi karena andil pemberitaan di media pula, maka yang berdatangan ke Brodot tidak hanya warga sekitar, tetapi sudah menjangkau jauh dari wilayah lain, mungkin sudah sampai luar Jawa Timur. Konsentrasi warga di Brodot, bak munculnya luapan lumpur lapindo yang semakin hari semakin sulit dibendung. Semakin hari, semakin menyemut, hingga perlu dibentuk kepanitiaan pengobatan. Konsentrasi itupun telah menyedot uang tidak sedikit, bahkan bisa dibilang sangat besar, miliaran rupiah. Wow……..! Seorang bocah secara tiba-tiba telah menyedot perputaran uang sebesar itu. Mungkin banyak yang diuntungkan, tetapi tentu ada ongkos yang harus dibayar, terutama oleh warga sekitar termasuk keluarga yang bersangkutan. Desa yang sebelumnya aman tenteram, warganya leluasa keluar masuk kampung, bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, kini harus berjuang keras membuka sumbatan ribuan warga, agar bisa beraktifitas, atau sekalian ikut terlibat dalam penangangan antrian itu. Sang bocahpun bahkan harus rela meninggalkan bangku sekolah, artinya harus meninggalkan kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih layak. Tidak cukup sampai disitu, kesempatan bermain bersama teman-teman sebaya sebagaimana keceriaan sebelumnya terampas oleh panjangnya antrian yang harus ditangani. Sang ayahpun harus dirawat di rumah sakit karena terlibat tarik ulur kepentingan sang anak ajaib.

Daya tarik utama atas fenomena itu bersumber pada sebuah batu petir yang dimiliki sang bocah kecil bernama Ponari. Konon, batu itu terkait sambaran petir yang dibawa pulang oleh Ponari. Konon pula, batu itu bisa kembali sendiri ke rumah Ponari setelah dibuang ke kebun.Singkat kata, batu itu sangat istimewa, sehingga sang bocah mampu mengobati tetangganya yang sakit dengan perantaraan batu itu. Pilot project (pertama) ponari ternyata berhasil. Alhasil, bak butiran yang bergulung di atas gunung salju, berita penyembuhan itu berhembus dari mulut ke mulut, dari satu rumah ke rumah yang lain, dari satu kampung ke kampung yang lain, begitu seterusnya, dan ditambah pemberitaan media yang sangat gencar, maka dalam waktu yang relatif singkat, puluhan, ratusan, ribuan, d.s.t, masyarakat berduyun-duyun ke tempat Ponari. “Mau mencoba, siapa tahu….……”, begitu mungkin yang antara lain ada di benak mereka.

Memperhatikan fenomena ini, akal sehat tentu akan dengan sangat tegas melakukan penolakan. Masyarakat sudah jauh meninggalkan nalar sehatnya. Entah dengan perhitungan bagaimana, mereka tidak hanya rela mengantri begitu panjang dan melelahkan, tetapi mereka sudah sampai pada keputusan untuk mengambil air atau tanah comberan sekitar rumah pengobatan, sebagai alternatif jika tidak bertemu Ponari. Belum sempat semua isi antrian itu mendapatkan kesempatan untuk mencicipi tuah batu petir Ponari, masyarakat dihebohkan lagi atas pengakuan temuan batu serupa yang lokasinya masih tidak jauh dari desa Ponari. Bedanya, kali ini empunya adalah bocah perempuan. Betapa sudah demikian tidak terkendalinya nalar saudara-saudara kita itu. Apakah yang menyebabkan semua itu? Tekanan ekonomikah? Hilangnya kepercayaan kepada departemen terkaitkah? Ataukah karena fasilitas kesehatan yang berada di atas menara gading, hingga sulit dijangkau oleh masyarakat lapisan bawah? Atau karena faktor sosial lain? Kasihan sekali melihat apa yang mereka alami dan lakukan.

Pada suatu titik, mungkin masih wajar jika mereka perlu mencari pengobatan alternatif, baik melalui akupuntur, terapi herbal, terapi elektronik, dan aneka macam metode alternatif lainnya. Tidak sedikit kita jumpai pengobatan alternatif menjadi pertimbangan efektif dan aman, yang tidak hanya dirasakan oleh masyarakat ekonomi kelas bawah, tetapi juga masyarakat kelas mengah hingga atas. Dari yang tidak berpendidikan formal hingga yang berpindidikan tinggi, sundul langit sekalipun. Tetapi semuanya masih dalam batasan logika yang wajar, tidak demikian dengan mengkonsumsi air dan tanah comberan. Yang jauh lebih dikhawatirkan lagi adalah bisa terjerumusnya masyarakat ke dalam musrik, yang menganggap kesembuhannya (jika memang terjadi) adalah karena tuah dari batu petir ajaib itu, batu yang kini lengket dengan empunya, Ponari Sang Putra Petir, mungkin demikian disebutnya jika dinovelkan.

Wednesday, February 18, 2009

Normalisasi Tabel

Pada OLTP (online transaction processing), normalisai adalah suatu upaya penting yang dilakukan untuk menghindari agar tidak terjadi redundansi data yang bisa berakibat kepada anomali update. Anomali update meliputi anomali insert, anomali delete, anomali modification. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat ilustrasi dari contoh berikut :










Berdasarkan atas contoh tabel (relation, entity) di atas, data yang terkait staf dan cabang dapat direpresentasikan dalam dua cara :
1. Cukup disediakan satu tabel, yaitu StaffBranch
2. Disediakan dua tabel, yaitu Staf dan Branch

Pada tabel StaffBranch terdapat redundansi data cabang, dimana detil dari cabang terjadi pengulangan untuk setiap staf. Sebaliknya, informasi cabang hanya muncul sekali untuk setiap cabang pada tabel Branch, dan hanya branchNo yang berulang di dalam tabel Staff untuk merepresentasikan lokasi kerja staf.
Bagaimana anomali bisa terjadi pada StaffBranch?
Contoh 1 : Misalkan terjadi transaksi penambahan (insert) staf baru, maka yang dilakukan tidak cukup hanya mengisi data staf tetapi berikut data cabangnya. Jika data cabang untuk staf baru sudah ada sebelumnya, maka ada kemungkinan pengisian ulang data cabang dengan nilai yang berbeda. Dengan demikian, akan terjadi inkonsistensi data cabang.
Contoh 2 : Misalkan terjadi transaksi penghapusan data (delete) staf dan pada target record tidak terdapat pengulangan data cabang, proses akan berdampak pada hilangnya data cabang yang mestinya tidak ikut terhapus.
Contoh 3 : Misalkan terjadi transaksi perubahan/modifikasi (update) data cabang untuk data cabang yang mengalami perulangan. Proses bisa menimbulkan inkonsistensi data jika proses perubahan tidak untuk seluruh record terkait.

Untuk melakukan proses normalisasi, perlu dipahami terlebih dahulu konsep utama dalam normalisasi yaitu ketergantungan fungsional (functional dependency). Functional dependency adalah hubungan antar antribut di dalam suatu tabel. Jika A dan B adalah atribut-atribut yang ada di dalam tabel R, B tergantung secara fungsional terhadap A, jika setiap nilai A di dalam R berelasi hanya dengan satu nilai B (ditulis A → B). Dalam hal ini, A disebut sebagai determinant.
Karakteriktik dari ketergantungan fungsional pada normalisasi adalah :
1. Berelasi satu dan hanya satu (1:1).
2. Berlaku (terjaga konsistensinya) untuk kapan saja.
3. Nontrivial.
Trivial dependency adalah ketergantungan fungsional dimana non determinant tergantung pada superset. Contoh StaffNo, StaffAddress → StaffAddress adalah trivial selama StaffAddress → StaffAddress.
Selain memahai ketergantungan fungsional, beberapa jenis ketergantungan berikut ini perlu untuk diketahui :
Trivial dependency, adalah ketergantungan fungsional dimana non determinant tergantung pada superset. Contoh StaffNo, StaffAddress → StaffAddress adalah trivial selama StaffAddress → StaffAddress.
Full functional depencey, adalah ketergantungan dimana non determinant tergantung penuh pada (seluruh) determinant. Misalkan OrderNo, PoductNo → Price.
Transitive dependency, adalah suatu hubungan ketergantungan fungsional yang terjadi secara tidak langsung.Contoh A → B, B → C, maka secara tidak langsung terjadi ketergantungan A → C.

Dalam proses normalisasi, perlu juga memahami konsep beberapa tingkatan nilai kunci (key) berikut ini:
· Superkey, adalah sebuah atribuat atau sebuah himpunan atribut yang secara unik dapat mengidentifikasi record dalam tabel. Contoh informasi keahlian staf dalam tabel StaffSkill bisa memiliki superkey StaffNo, StaffAddress, Skill, atau cukup StaffNo, Skill.
· Candidate key, adalah superkey yang tidak terdapat subset yang merupakan superkey.Dari kedua contoh superkey di atas, candidate key yang tepat adalah StaffNo, Skill.
· Primary key, adalah candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasi nilai yang unik dalam suatu tabel.
· Alternate key, adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.
Tahapan normalisasi :
· UNF (unnormalized form), adalah tabel yang masih memiliki satu atau lebih kelompok berulang (repeating group).
· 1NF (first normal form), adalah tabel yang hanya terdapat satu dan hanya satu nilai untuk irisan baris dan kolomnya. Diperoleh dengan menghilangkan kelompok berulang pada UNF, antara lain dengan membentuk tabel baru pada kelompok yang berulang dengan menyertakan (kopi) kuncinya.
· 2NF (second normal form), adalah tabel yang seluruh non determinannya bergantung penuh (bukan subset) pada determinant, jadi tidak terjadi partial dependency. Diperoleh dengan menghilangkan partial dependency dengan membentuk tabel baru yang menyertakan determinannya.
· 3NF (third normal form), adalah tabel yang tidak terdapat hubungan transitive di dalamnya. Diperoleh dengan menghilangkan transitive dependency dengan membentuk tabel baru yang menyertakan determinannya.
· BCNF(Boyce–Codd Normal Form), adalah tabel yang memiliki persyaratan 3NF dengan tambahan batasan determinant harus candidate key.Perbedaan antara 3NF dengan BCNF adalah (misalkan untuk relasi A → B), pada 3NF B boleh sebuah atribute primary key dan A bukan candidate key, sedangkan pada BCNF untuk relasi tersebut A harus candidate key. Dengan demikian BCNF tentu 3NF, tetapi 3NF belum tentu BCNF.
· 4NF (fourth normal form), adalah tabel yang memiliki persyaratan BCNF dan non-trivial MVD(multivalued dependency). Contoh di dalam tabel BranchStaffOwner terdapat relasi MVD branchNo → StaffName, OwnerName. Antara StaffName dan OwnerName masing-masing independen. Jadi untuk 4NF bisa dikembangkan menjadi branchNo → StaffName dan branchNo → OwnerName.
· 5NF (fifth normal form), adalah tabel yang tidak memiliki join dependency.Kasus ini jarang terjadi.
· Higher normal forms.
Dalam suatu proses normalisasi kemungkinan bisa terjadi lompatan kondisi dari suatu level normal ke dua atau bahkan lebih level di atasnya. Hal ini lebih besar kemungkinannya pada tabel-tabel atau entitas-entitas memiliki relationship yang sederhana, atau dengan kata lain jumlah entitas yang terkait sedikit. Misalkan pada proses normalisasi 1NF ke 2NF telah dilakukan proses penghilangan partial dependency, dan hasilnya terbentuk relationship baru yang bisa saja sudah tidak terdapat transitive depdendency, atau bahkan sudah memenuhi kriteria level di atasnya.Namun demikian, validasi normalisasi masih penting untuk dilakukan untuk bisa lebih memastikannya.

Monday, February 16, 2009

Mengoptimalkan Kinerja Akses Basis Data

Performa akses suatu basis data dalam sistem client-server, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kualitas desain basis data, dukungan OS&DBMS (software), dukungan infrastruktur (misal hardware dan jaringan). Dari sisi desain basis data, performa akses dapat dipengaruhi antara lain oleh kualitas desain query dan penerapan mekanisme indek. Dengan demikian, untuk menghasilkan performa akses basis data yang baik, tidak hanya menjadi fokus pada fase operasional, tetapi sudah dimulai pada fase pengembangan (analysis and design). Basis data yang dihasilkan melalui metodologi analisis dan desain yang tepat, akan membantu menghasilkan performa basis data yang baik. Salah satu metodologi pengembangan basis data adalah dengan menggunakan pendekatan DBALC (database application life cycle), lebih detil mengenai siklus ini bisa dibaca antara lain pada buku Connolly, Thomas dan Begg, Carolyn. (2002). Database Systems, 3rd Edition. Addison Wesley Longman, Inc. USA. Dan ringkasannya bisa libaca di http://choirulhuda.blogspot.com/2005/12/pengantar-basis-data.html.
Sebagaimana diketahui, dalam basis data relational, setiap tabel (ralation) memiliki struktur yang tersusun atas kolom (attribute) serta baris (tupple).Beberapa litaratur menyebut field, member untuk kolom, dan record untuk baris. Proses pembacaan suatu tabel dalam basis data, perlu menyertakan kolom dan baris yang dibutuhkan. Structured query language (SQL) untuk membaca data yang hingga saat ini dipakai adalah sebagai berikut :
SELECT [DISTINCT ALL]
{* [columnExpression [AS newName]] [,...] }
FROM TableName [alias] [, ...]
[WHERE condition]
[GROUP BY columnList] [HAVING condition]
[ORDER BY columnList]

Statemen query tersebut, prinsip dasarnya bekerja sebagaimana model relational algebra yang terdiri dari projection dan selection. Projection adalah mekanisme untuk memilih kolom-kolom tertentu pada relation sesuai kebutuhan, sedangkan selection adalah mekanisme pemilihan baris tertentu sesuai kebutuhan. Projection dan selection perlu diperhatikan pada saat mendesain sebuah query yang diinginkan agar performa akses data menjadi lebih baik, terlebih jika menggunakan beberapa tabel atau bahkan sub query.
Selain perlu memperhatikan desain query, performa akses basis data juga dapat dipengarui oleh adanya mekanisme indek. Mekanisme akses data dengan bantuan indek, secara sedehana dapat dianalogikan dengan suatu proses pencarian buku dalam rak melalui pembacaan katalog terlebih dahulu. Dari katalog bisa diperoleh lokasi yang lebih tepat keberadaaan buku yang diinginkan. Untuk kasus yang umum, pencarian buku dengan bantuan katalog tentu akan lebih cepat dibandingkan pencarian langsung ke rak penyimpanan. Dengan analogi tersebut, maka akses data langsung ke suatu tabel (table scan) akan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan akses melalui indek (index scan), karena fungsi indek tersebut dapat dianalogikan sebagaimana fungsi katalog pada proses pencarian buku.
Pada fase operasional, performa akses basis data masih perlu untuk terus dipelihara, meliputi antara lain pengaturan kembali indek (reindex), defragmentasi tabel dan indek, melakukan backup untuk record yang sudah tidak diakses lagi kemudian dihapus dari basis data yang selanjutnya bisa di-restore jika diperlukan. Umumnya DBMS (database management sytems) sudah menyediakan perangkat untuk membantu database tuning, yang tujuannya adalah untuk menjaga performa basis data untuk menjadi lebih baik. Selain itu, dari sisi DBMS perlu secara berkala melakukan patching pada DBMS, sesuai perkembangan terkini. Jika segala strategi tuning di atas masih belum signifikan untuk mendongkrak performa basis data, bisa jadi memang sudah waktunya untuk upgrade hardware ataupun menata kembali sistem jaringan yang terkait. Terkait hardware, perlu sekali diperhatikan umurnya, terutama harddrive, mengingat perangkat keras ini terhitung paling rentan, terlebih jika telah cukup lama dipakai secara terus-menerus.

Tuesday, February 03, 2009

Berkompromi Dengan Dingin

Di pagi yang masih berselimut dingin, makin terasa lebih dingin saat tiba di kantor sendirian dengan ruang ber AC sentral. Dingin ini benar-benar menusuk meskipun jaket jean butut masih belum terlepas. Maklum, saat ini adalah puncak musim hujan, dan kemarin adalah hari raya Imlek. Seperti sebuah takdir, setiap hari raya Imlek hampir selalu disertai dengan guyuran hujan, bahkan guyuran itu masih berlangsung pagi ini. Konon, menurut yang meyakininya, hal itu merupakan berkah. Jam di dinding masih menunjukkan angka 50 menit menuju awal jam kerja, tetapi sebagaimana biasanya, perkerjaan saya mulai lebih awal. Mengambil hasil backup data yang berjalan semalam adalah kegiatan pertama yang perlu dilakukan. Saat proses transfer data berlangsung, saya coba menghangatkan diri dengan "Googling", sekedar mengisi relung kecil isi otak kanan, agar tidak ikut menggigil terlebih membeku.Kadang seperti sebuah perjalanan tanpa arah, tidak terlalu jelas, ingin mencari dan mengoleksi bacaan apa hari ini? Database, Information Systems, Programming, atau sekedar koleksi Novel? Otak kiri atau otak kanankah yang harus diisi? Saya biarkan kebimbangan itu berlangsung paralel dengan terbukanya mesin pencari google. Saat halaman itu terbuka penuh, sepertinya isi otak kanan telah mengiang lebih lantang di kepala. Maklum, beberapa hari ini, saat baca salah satu harian pagi nasional sebelum berangkat kerja, isinya selalu mengupas pro dan kontra proyek pembangunan PIM (Pusat Informasi Majapahit). Simpul-simpul syaraf kepala ini ternyata masih aktif akan tema itu, maka spontan saat menu item searching itu muncul, terketiklah “ebook Majapahit”.

Berseluncur di dunia maya tak ubahnya berseluncur di dunia nyata. Kadang ada yang hitam, kadang abu-abu, kadang putih, atau warna-warna lain yang ikut muncul. Kecepatan seluncur tiba-tiba melambat saat sekilas terlihat di seberang ada kepingan-kepingan kata "Majapahit", "Novel", "eBook", "Endik", "Wonosalam", "Jombang", dan yang membuat perjalanan makin terhanti adalah munculnya serpihan kata "Gratis".Ibarat sedang berkendara, seketika rem tangan dan kaki langsung bekerja. “Cuiitttt…!”, pengereman itu agaknya seidkit mendadak, dan berhentilah pencarian pada suatu alamat, lalu berusaha belok ke arah itu untuk lebih jauh menelusuri isinya. Saat masuk lebih dalam, terbukalah lebih gamblang isi halamannya, dan ternyata benar-benar tersedia ebook gratis, tetapi bukan tentang Majapahit. Haluan sudah terlanjur masuk dan terjebak oleh kepetingan otak kanan, maka saat tertera bahwa novel tersebut boleh diunduh oleh penulisnya sendiri, maka “Ciauuuwwww!!!!!”, “Just do it…!”, “Right now…!”.”Permisiii…….,Kulo nuwun,...Sampurasun.....!”.

Selang beberapa saat, proses unduhpun komplet, sementara di layer lain, proses transfer data backup pun sudah selesai.Waktu masih jauh dari jam 9, mumpung proses unduh lagi “mak nyusss…”, perjalanan dilanjutkan ke alamat dikti, untuk mengunduh tabel dosen. Tabel itu diperlukan untuk pekerjaan EPSBED hari ini.
Ampuh, demikian yang bisa disimpulkan. Aktifitas ringan ini ternyata mampu mengurangi pengaruh tekanan udara dingin di pagi hari.Simpul-simpul syarat terasa masih tersadar bahkan ikut menghangat, sehangat pengaruh kopi kental dengan sedikit gula yang kuminum pagi-pagi tadi.

Jujur, diri ini mungkin termasuk dalam salah satu kelompok yang belum mampu memberikan penghargaan yang layak bagi para penulis. Dikatakan demikian karena interes yang tinggi akan buku-buku digital (ebook) gratisan, termasuk novel, yang bermutu tentunya. Namun demikian, semua ebook itu hanyalah untuk konsumsi pribadi, tidak untuk diperjualbelikan.Bahkan sejauh ini, sekedar menyebarkan pun saya hindari. Untuk meringkankan "dosa" itu, beberapa buku (novel) saya coba beli versi cetakannya.Tentu jika ada sisa belanja untuk susu anak-anak.Maklum, di negeri yang tumbuh subur karya-karya (seninya) ini, kurang diimbangi dengan kesempatan menikmati karya-karya (seni) bagi orang-orang berduit cekak. Ini lantaran harga buku yang sulit terjangkau bagi lapisan bawah.Padahal, dari buku kita bisa banyak belajar dan mengambil hikmah. Bahkan tidak sedikit karya-karya hebat jadi ikut terperosok masuk perangkap hukum supply-demand, makin banyak peminatnya, makin melejit harganya, hingga ke ujung menara gading. Orang-orang kecil hanya bisa menengadah dan ngiler, atau bagi yang sudah “gila”, bisa merelakan anak-anaknya tidak minum susu lagi, setidaknya kualitas susunya akan down-grade.

Di sisi lain, penulis memang perlu mendapatkan penghargaan, karena mereka juga manusia yang memiliki kebutuhan-kebutuhan, disamping juga tidak menutup kemungkinan masih memiliki keinginan-keinginan.Oleh karena itu, jalan tengah perlu diambil, jika tersedia gratis ya ambil, jika tidak maka harus menunggu kesempatan untuk bisa membeli versi cetaknya.Kompromi dengan kebutuhan pribadi, kebutuhan penulis, serta kebutuhan keluarga adalah jalan tengah yang perlu diambil untuk masa seperti ini.

Salut dan terima kasih perlu saya sampaikan buat novelis muda, pendatang baru, Endik Koeswoyo, yang telah merelakan beberapa karyanya untuk diunduh secara gratis. Semoga bisa terus berkarya dan berjaya sebagaimana idola-idolanya, dan turut serta menghangatkan isi otak kanan para pembaca dengan karya-karya yang bermutu. Banyak penulis sudah berada pada puncak ketenarannya, dan saya melihat Endik punya potensi ke arah sana, meskipun saat ini masih pada masa “Growth”.Menyebarkan ebook semacam ini adalah salah satu usaha yang tepat untuk membangun "Brand", setidaknya untuk saat ini menurut orang awam semacam saya.

Saturday, January 31, 2009

Ingin Cantik

Di salah satu lereng gunung Kampud yang oleh banyak orang disebut juga gunung Kelud, terdapatlah sebuah air terjun yang di bawahnya terbentuk sendang dengan pemandangan yang sungguh sangat indah dan mempesona. Konon, di sendang itu sering nampak bidadari dari langit turun ke bumi untuk mandi, terutama pada bulan purnama. Dahulu di sekitar sendang terdapat banyak sekali angsa, sehingga air terjun itu disebut juga air terjun seribu angsa. Berdasarkan dongen yang beredar di tengah masyarakat, menyebutkan bahwa barang siapa yang sanggup mandi di sendang dengan terjun terlebih dahulu dari atas lereng gunung maka dia akan cantik (jika wanita) atau tampan (jika pria) sesuai dengan kecantikan atau ketampanan yang didambakannya. Syaratnya adalah saat terjun sambil membayangkan dan berteriak menyebut nama seseorang atau idolanya. Dongen itu ternyata menarik perhatian tiga orang gadis yang ingin segera membuktikannya, karena mereka berharap ingin memiliki wajah cantik sebagaimana idolanya.

Suatu ketika mereka bertiga pergi berkunjung ke sendang gunung Kampud. Saat tiba di salah satu sudut sendang, mereka langsung mendaki ke atas lereng untuk melakukan terjun bebas. Ketika sampai pada suatu lokasi penerjunan yang memadai, mereka berunding terlebih dahulu untuk menentukan giliran penerjunan.

Gadis pertama sudah ambil ancang-ancang dengan mengambil jarak sekitar sepuluh meter dari bibir tebing agar lompatanya bisa tepat ke tengah sendang, atau setidaknya saat jatuh berada pada kedalaman yang cukup. Gadis pertama memiliki perangai yang periang dan pemberani. Oleh karenanya, saat teman-temannya gamang untuk terjun dahulu, dia justru memutuskan untuk memberikan contoh yang pertama. Sambil ancang-ancang, gadis pertama membayangkan wajah artis pujaannya. Begitu konsentrasi sudah dirasa cukup, maka dengan lari kencang lalu terjuan bebas sambil berteriak “Maddoonaaaaaaaa!”, “Byuuuurrrrrrrrrrr!”. Dan seketika dari dalam air, di tengah buih yang ditimbulkan, gadis itu muncul dengan wajah baru seperti artis idolanya, Madona. Kedua temannya yang turut menyaksikan kejadian tersebut dari atas tebing bersorak gembira, yang mengakibatkan keduanya sudah tidak sabar lagi untuk terjun.

Kini giliran gadis kedua yang sudah mulai ambil ancang-ancang. Gadis kedua itu meskipun sedikit pemalu, tetapi memiliki keberanian yang luar biasa meski tak seperti gadis yang pertama. Saat konsentrasi sudah dirasa cukup, dan tentu harus sambil membayangkan dan menyebut nama idolanya, dia berlari kencang lalu terjun sambil berteriak “Sandra Dewiiiiiiiiii!”, “Byuuuurrrrrrrrrrr!”. Tidak seberapa lama dari dalam air, di tengah buih yang ditimbulkan, gadis kedua muncul dengan wajah seperti Sandra Dewi.

Kedua temannya, baik yang berada di bawah maupun yang di atas bersorak turut gembira. Dengan terpenuhinya keinginan kedua temannya, membuat optimisme gadis ketiga melonjak naik hingga ke ujung atas ubun-ubun. Gadis yang ketiga ini terhitung suka latah dan penakut, maka saat tertinggal sendiri di atas dengan keadaan yang sunyi itu, menjadikan konsentrasinya terganggu. Sebelum berlari, masih sempat tengak-tengok kanan kiri seolah pohon yang rindang itu menjelma menjadi suatu wujud yang mengerikan. Akan tetapi, tekad sudah bulat, dia harus segera berlari dan terjun agar keinginanya tercapai juga. Saat berlari kencang dengan konsentrasi yang terganggu, dia tidak menyadari bahwa tidak jauh dari bibir tebing terdapat sebuah batu yang jika tidak hati-hati maka akibatnya bisa celaka. Dan ternyata benar, gadis ketiga itu karena terganggunya konsentrasi dan sifatnya yang latah, dia tersandung batu itu sambil berteriak spontan “Monnyyeeeeetttttt!”, lalu terjatuh dan terpelantinglah dia ke sendang dengan posisi tidak beraturan, “Byuuuurrrrrrrrrrr!”. Tak lama kemudian, muncullah seekor monyet dari dalam air.
Lesson learn :
  • Gunakanlah akal sehat dalam menghadapi segala situasi, dan yang terpenting lagi, bersyukurlah atas segala karunia yang telah Tuhan berikan.

World Cup 2010

Sepak bola (World Cup 2010) hanya sebuah aktifitas yg dimainkan di area panjang 100-110m x lebar 64-75m, tetapi magnetnya bisa menghisap rat...